KASUS HIPERTIROID

Ditulis oleh: -
  Seorang wanita, 47 tahun datang ke klinik dengan keluhan dada kiri terasa berdebar-debar, matanya tampak melotot. Serta tangan yang bergetar terus (tremor), sering berkeringat dan merasa cepat lapar.
Tekanan Darah : 140 / 70 mmHg, Suhu tubuh : 37,5 o C. Pada pemeriksaan fisik tampak pembesaran ringan kelenjar tiroid.
Ibu ini telah melakukan pemeriksaan darah, hasilnya sebagai berikut.

Pemeriksaan laboratorium
Hb : 12,5 g/dL (12 - 16)
Hmt : 39 % (36 - 48)
Leukosit : 11.000/mmk (4.000 - 11.000)
Netrofil : 56% (40 - 70)
Limfosit : 40% (20 - 40)
Eosinofil : 1%         (1 - 5)
Monosit : 3%         (2 - 8)
Trombosit : 420.000/mmk (150.000 - 450.000)

Kolesterol total : 179 mg/dL (<200)
Trigliserida         : 105 mg/dL (<150)
Glukosa darah sewaktu : 100 mg/dL (80 - 140)
hTSH         : 0,003 µ U/mL (0,4 - 5,0)

Oleh dokter pemeriksa disarankan untuk melakukan pemeriksaan T3, T4 dan free T4.

Pertanyaan :
1. Analisis Kasus ini, apa yang sedang dialami pasien ini?
2. Untuk apa pemeriksaan tambahan oleh dokter tersebut? Jelaskan


Analisis Kasus

1. Wanita 47 tahun :           
    • Faktor resiko terkena hipertiroid lebih tinggi terhadap pasien wanita dibanding pasien pria. Dengan gejala-gejala yang nampak diduga wanita tersebut mengalami hipertiroid, dimana peningkatan faktor resiko penyakit ini pada usia 30 – 40 tahun (Corwin, 2008).
    • Hipertiroid sering menyerang wanita daripada pria karena produksi hormon pada wanita lebih kompleks dibandingkan dengan produksi hormon pria. Namun, beberapa kasus kanker tiroid juga ditemukan pada kaum pria (Harmanto, 2004).
2. Analisis Symptom
    • Dada Kiri berdebar-debar : 
    • Penderita hipertiroid jantung, terjadi peningkatan jumlah dan affinitas dari reseptor beta adrenergik. Hal akan mengakibatkan peningkatan kerja otot jantung, sehingga denyut jantung meningkat bersamaan dengan meningkatnya cardiac output (Marks, 2000).
    • Mata tampak Melotot (exoptalmus) : 
    • Akibat  TSH yg tinggi merangsang sel-sel mata akibatnya terjadi pengeluaran sitokin yang mendorong terjadinya peradangan dan edema  eksoftalmus yang merusak mata timbul dobel vision. Selain itu terjadi pembengkakan jaringan lemak di sekitar mata (Marks, 2000).
    • Tangan terus bergetar (tremor):
    • Pada sistem saraf, akan terjadi aksi system saraf perifer yang lebih cepat. Mekanisme kontraksi otot perifer umumnya dikontrol lewat serebelum dan ganglion basalis. Namun pada pasien hipertiroid, terjadi rangsangan berlebihan terhadap ganglion basalis. Oleh karena itu, pada otot yang ada di ekstremitas terjadi kontraksi berlebih saat ada kegiatan yang akan mengakibatkan tremor. Tremor ini bebeda dengan tremor pada pasien Parkinson, oleh karena, pada pasien Parkinson tremor akan meningkat pada keadaan istirahat (Marks, 2000).
    • Sering berkeringat
    • Pada pasien hipertiroid terjadi peningkatan keringat yang keluar akibat pengaruh tingginya metabolisme dalam tubuh sehingga terjadi akumulasi panas dalam tubuh (intoleransi panas). Keringat memungkinkan pengeluaran panas berlebih melalui penguapan atau evaporasi dari permukaan kulit (Marks, 2000).
    • Merasa cepat lapar
    • Pada hipertiroid terjadi trakikardi yang menyebabkan meningkatnya aktivitas gastrointestinal. Selain itu T3 dan T4  merangsang proses glukoneogenesis dan glikogenesis. Glukoneogenesis menyebabkan massa otot menurun dan kelemahan (Marks, 2000).
 3. Tekanan darah 140/70 mmHg
             Hipertensi pada wanita ini dipengaruhi dari penyakit hipertiroid dimana terjadi peningkatan cardiac output yang menyebabkan tekanan darah meningkat (Marks, 2000).

4. Suhu tubuh 37,5
             Karena tingginya cardiac output, maka terjadi takikardia yang menyebabkan metabolisme semakin meningkat. Karena metabolisme naik dan tertimbunnya panas tubuh yang semakin lama semakin berlebih, sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh (Marks, 2000).

5. Tampak Pembesaran ringan kelenjar tiroid

6. Pemeriksaan laboratorium
Hb : 12,5 g/dL (12 - 16)
Hmt         : 39 % (36 - 48)
Leukosit : 11.000/mmk (4.000 - 11.000)
Netrofil : 56% (40 - 70)
Limfosit : 40% (20 - 40)
Eosinofil : 1%         (1 - 5)
Monosit : 3%         (2 - 8)
Trombosit : 420.000/mmk (150.000 - 450.000)

Kolesterol total : 179 mg/dL (<200)
Trigliserida : 105 mg/dL (<150)
Glukosa darah sewaktu : 100 mg/dL (80 - 140)
hTSH         : 0,003 µ U/mL (0,4 - 5,0) dibawah normal

Hasil cek darah pemeriksaan lab normal semua kecuali kadar TSH. Pada pasien tersebut kadar TSHnya di bawah normal. Menurut WHO (2001), kadar normal TSH dalam serum adalah 0,4 µU/ml – 5,0 µU/ml. Rendahnya kadar TSH dalam darah menjadi indikator dari penyakit hipertiroid.

Fungsi pemeriksaan T3, T4 dan free T4
Pengukuran kadar TSH darah merupakan alat skrining yang baik dalam menilai fungsi tiroid, namun tingkat keparahan dari hipertiroid kurang tepat dinilai berdasarkan pemeriksaan TSH saja, sehingga kadar hormon tiroid dalam darah juga perlu diukur. Hormon tiroid bersirkulasi di dalam darah dalam bentuk T3 dan T4, dengan 99% terikat protein. Hormon tiroid yang tidak berikatan dengan protein yang bisa aktif secara biologis. Pada penderita hipertiroid ditemukan hanya 5% kadar T3 yang tinggi, sehingga pengukuran T4 bebas dan T3 darah perlu dilakukan pada pasien yang mengalami hipertiroid dengan kadar TSH yang rendah. Hasil pemeriksaan tiroid ini berguna untuk mengetahui aktivitas T3 dan T4 dalam tubuh sehingga dapat juga ditentukan faktor atau kondisi penyebab hipertiroid pada pasien dengan kadar TSH rendah.
Gambar 1. Bagan Alur diagnosis kelainan tiroid

Sumber : Anonymous, Laboratory Support for the Diagnosis and Monitoring of thyroid disease.diagnostics educational services,USA, 2003; 13; 126

Tabel 2. Pola Fungsi tiroid yang berhubungan dengan kadar tiroid dalam darah dan kadar hormon tiroid yang mungkin normal.


Sumber : Toft AD,  2001
Tabel 3. Serum TSH dapat memberikan indikasi status tiroid yang tidak pasti.

Sumber : Stockigt, J., 2003.



Daftar Pustaka
Anonymous, 2003, Laboratory Support for the Diagnosis and Monitoring of Thyroid Disease.Diagnostics Educational Services,USA, pp.35-126.

Corwin, E. J., 2008, Handbook of Phatophysiologhy,3rd Edition,Lippincott William and        Wilkins,USA, pp. 297.
Hermanto, N., 2004, Mahkota Dewa Panglima Penakluk Kanker, PT Agromedia Pustaka, Depok, pp.35-36.
Marks, D. B., 2000, Biokimia Kedokteran Dasar: sebuah Pendekatan Klinis, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta, pp. 274.
Stockigt, J., 2003, Assesment of thyroid Function : Towards an Integrated laboratory – Clinical Appoarch, Clin Biochem, USA, pp.23-24, 100.
Tandra, H., 2011, Mencegah dan Mengatasi Penyakit Tiroid, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp.30-31.
Toft, A.D., 2001, Subclinical hyperthyroidism, N Engl J Med, 354(6):512.
WHO, UNICEF, ICCDD, 2001, Assessment of Iodine Deficiency Disorders and Monitoring Their Elimination: A Guaide for Programe Analys, 2rd edition, WHO, Genero, pp. 1-10.

0 comments "KASUS HIPERTIROID", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment